Berkumandang ~ .:|| X JarIk (Jaringan Islam Kampus) Bandung X ||:.
RSS

Berkumandang

Thursday, September 20, 2007

--Ketika Anjing dan Bagong Berkumandang—
Shinta

“Hei, rek kamana sia anjing?!” “Eh, si Bagong.. kamana weh..”. wakz..!! sebutan aneh untuk umat manusia yang tak lagi mulia. Sudah siapkah anda disamakan dengan Anjing dan bagong?

Elo, gue, mereka, kita semua tau (bahkan ampe pedalaman hutan pun tau) klo kata anjing adalah sebutan yang pantas disandang oleh makhluk yang suka menjilat,mengendus,dan menjulurkan lidahnya serta menggoyang-goyangkan ekornya. Itulah yang disebut dengan anjing. Sedangkan Bangong—bukan semata-mata nama tokoh dalam pewayangan—adalah nama lain dari Babi-Pig-etc. Sajabana.

Nah, ketika ke-2 nama tersebut dialihkan kepada makhluk yang wujudnya 180 derajat beda ama yang asli punya nama yakni manusia yang punya akal en pikiran. So, gimana pendapat elo?!

Klo elo-elo punya akal, jelas nolak menyandang 2 ‘gelar’ tersebut. Mosok iyo disamain ama anjing en bagong? Kecuali elo pada memang menginginkan kedudukan yang sama anjing dan bagong dihadapan manusia. Yah, jadinya manusia [Ingdonesyia] kelakuannya banyak yang mirip anjing en bagong.. ga bakalan maju-maju atuh klo pujian tiap harinya anjing en bagong. Tul?!

Udah jadi kebiasaan. Itulah alasan mereka yang senantiasa membubuhi tiap percakapan dengan 2 ‘gelar’ tersebut. Padahal, jelas-jelas kita diciptakan oleh Tuhan dengan kelebihan akal dan kemuliaan yang jauh lebih tinggi. Tapi kenapa manusia itu—yang telah diberi kemuliaan oleh Tuhan—malah merendahkan spesies mereka sendiri? (Tanya kenapaa..)

Budaya penyebutan 2 makhluk tersebut benar-benar tak terbendung lagi. Seolah-olah sudah menjadi tradisi, khususnya di tanah Sunda. Bahkan ampe bocah 4-5 tahun sudah fasih ‘pengucapan’ tersebut!

Ah, itu mah urusan aing! Emang, sebutan anjing, bagong dan cs-nya tidak ada yang melarang. Bahkan Tuhan pun tidak melarang! (hanya saja sebutan ‘halus’ tesebut tidak diperbolehkan. Lho?!)

Lha iya, apa jadinya klo sebutan anjing cs ma Bapak SBY yang ngucapin? Mending klo manggilnya ke Bush “.... anjing Bush telah memberi kita...”, tapi klo panggilan anjing itu ditujukan kepada rakyat Indonesia tercintrong ini; “Wahai anjing-anjing Indonesia.. bla..bla..bla..” Hah! Apa kita tidak akan marah? (klo gak marah, berarti elo pada otaknya udah dimakan ama anjing en bagong beneran..).

Yang layak dan pantas disebut anjing bukan teman-teman kita, tetangga, palagi sodara. Tapi yang pantas menyandang gelar tersebut adalah orang yang bener-bener gak punya hati en pikiran macam Bush! (mantabh..) seperti juga para pejabat dan oknum-oknum pemerintah yang gak pake hati dan akal dalam menjalani amanah rakyat. Bahkan,mungkin,kita sendiri yang telah hilang akal dan moralnya. Setuju?!

Atas nama Anjing dan Bagong yang terdiskriminasi. Stop! Penggunaan gelar anjing dan bagong cs!!

Kamis, 19/02/2004. with a little modification..