Bantahan ~ .:|| X JarIk (Jaringan Islam Kampus) Bandung X ||:.
RSS

Bantahan

Monday, July 2, 2007

Salam,
Berawal dari ressensi yang ditulis sdr. Nazaruddin, sekretaris JarIK Medan-Sumut untuk buku Islam dan Pluralisme Nurcholish Madjid yang ditulis Budhy Munawar Rachman, ressensi tersebut mendapat tanggapan dari orang yang tidak memiliki identitas. Berikut tanggapan tersebut:

Undangan Perang Dari Tuhanku
Oleh?

Perang adalah suatu hal yang tak pernah membawa keuntungan kepada kedua belah pihak. Sangat sedikit nilai keuntungan yang bisa kita dapatkan. Jika kita mau membandingkan dengan keuntungan (kebaikan) dari keberhasilan yang kita dapat, perang adalah bagian dari hidup, bagi siapa yang takut terhadap peperangan berarti ia takut terhadap kehidupan.

"Perang oh....perang, tolong hentikan, tidakkah bosan kau mendengar jeritan si korban".

Perang ideologi adalah perang cita-cita saat usaha untuk mencapai keinginan kita pada masa yang akan datang untuk dapat kita raih. Untuk dapat meraihnya hanya dengan cara menumbangkan keinginan orang lain kita dapat meraih cita-cita kita. Perang ideologi bahagian dari perang akidah, bagi orang yang mengaku dirinya berakidah maka jangan pernah asing terhadap medan pertempuran ideologi, hal ini sudah biasa kita prediksi lewat ayat Tuhan dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

"Orang-orang Yahudi, Nasrani tidak akan pernah senang kepada orang mu'min selama kita belum mau mengikuti apa yang mereka inginkan".

ini juga dapat kita jadikan informasi untuk kita supaya dapat mempersiapkan diri terhadap pertempuran mencapai target yang kita cita-citakan. Sebelum tercapainya cita-cita kita, maka kita harus selalu meyakini bahwa apa yang kita perjuangkan (ideologi) kita adalah cita-cita mulia. Lahir beraneka ragam keyakinan, ideologi dalam dunia global juga suatu bukti kehausan umat manusia terhadap nilai-nilai religi dalam aktivitas kehidupan modern ini. Banyak konsep-konsep yang ditawarkan dari tiap ideologi terhadap permasalah dan kebutuhan manusia pada saat ini. Nasionalisme, Komunis dan sebagainya, sehingga memaksa kita untuk lebih kreatif memaparkan konsep-konsep Islam dalam memberikan solusi bagi permasalahan global ini.

Hingga adanya paham yang menganggap setiap ideologi, cita-cita mempunyai nilai kebenaran yang sama, PLURALISME. Ini adalah golongan orang yang takut terhadap pertempuran ideologi. Golongan orang yang mempunyai cita-cita yang jelas terhadap keanekaragaman ideologi, sehingga kita menyebutnya takut terhadap cita-cita, juga berarti takut terhadap kehidupan.

Menganggap Semua Benar; Pluralisme Berarti Penakut
Kecurigaan ini juga semakin kuat terhadap lahirnya paham ini dari barat, kita bisa lihat ditengah kita atas materi yang mereka berikan lewat pelatihan-pelatihan dikalangan mahasiswa kita (baca JarIK), keberanian yang mereka berikan adalah memberikan dana. Hal seperti ini patut kita curigai terhadap misi terselubung yang mereka susun dalam memenangkan perang ideologi, pemikiran dan cita-cita yang ditargetkan, karena kemenangan adalah cita-cita bagi setiap golongan dalam pertempuran ini.

Wahai,...para penghuni kampus intelektual muslim, tidak ada alasan bagi kita untuk lari dari pertempuran ini. kita bisa melihat kini musuh (baca JarIK) telah memasuki wilayah kekuasaan kita, sebagai kampung wilayah pertahanan intelektual kaum muslim.

Yakinlah perjuangan mempertahankan cita-cita rasulullah, kini sudah menjadi tanggung jawab kita....