Perempuan ~ .:|| X JarIk (Jaringan Islam Kampus) Bandung X ||:.
RSS

Perempuan

Wednesday, January 23, 2008

Kata Mereka; Hayo, Kebebasan Beragama Tinggal Wacana?

Senin, 21 Januari 2008 lalu, secara tak sengaja aku ketemu Neng Dara sedang online (OL) di Yahoo Massangger (YM). Akupun menyapanya. Kebetulan sekali, sehari sebelumnya ada seorang teman “epistema007” yang cerita sudah ngobrol ma Neng Dara perihal prospek kebebasan beragama di Indonesia, judul posting itu “Kita Perlu Belajar kepada Gerakan Perempuan” lengkapnya bunyi email itu begini :

"Gerakan untuk tegaknya kebebasan beragama jumlahnya tidak sedikit, juga sudah berlangsung cukup lama. Tapi, mengapa sampai sekarang belum menemukan titik terang ihwal keberhasilan gerakannya. Kenapa?

Kemarin saya berbicara hal ini dengan Teh Neng Dara Affiah. Menurutnya, gerakan untuk kebebasan beragama harus berkaca pada keberhasilan gerakan perempuan yang dalam 10 tahun bisa memaksakan UU Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Mereka bisa seperti ini karena memiliki perspektif yang relatif utuh tentang pangkal persoalan serta ujung solusinya. Demikian kata Teh Neng.

Sejauh yang saya tahu, gerakan kebebasan beragama belum bisa bersatu padu untuk menentukan apa yang diinginkan bersama serta bagaimana menentukan cara terbaik yang harus diambil. Jadi, dalam perspektif ini, ada baiknya kita semua terlebih dahulu menentukan titik pangkal dan ujungnya secara bersama-sama. Pernahkah hal ini dilakukan?

Selain itu, sejauh yang saya tahu, belum ada kajian-kajian ilmiah yang dilakukan secara komprehensif ihwal tantangan dan hambatan bagi tegaknya prinsip kebebasan beragama di Indonesia. Saya tidak tahu, mungkin CRCS UGM dan Sanata Dharma sudah melakukannya atau belum? Mungkin sudah, tapi saya tidak tahu"


Aku balas saja email itu itu dengan nada psimis, kubilang :

"Saya gak tau siapa ne epistema, tapi posting ini sangat brilian..

Benar memang, elemen gerakan kebebasan beragama selama ini gak pernah bisa bersatu.
Agenda menyamakan persepsi gerakan atau minimal bertanya bareng apa yang diinginkan bersama, kok serasa sulit. salah satu cntohnya LSAF dengan Jarik-Nya. LSAF mencoba melakukan konsolidasi sampai 7 kota, tapi apa yang berhasil? saya belum melihat hasil. Yang terjadi malah di LSAF sendiri kelihatanya belum begitu siap. Jarik sendiri karena di bentuk tidak dilandasi ideologi kayak organ-2 idelogis lain akhirnya rapuh. Pertemuan-pertemuan nasional akhirnya tak lebih dari sekadar agenda curhat-curhatan. Sayang sekali. Saya samasekali tidak menohok ini kesalahan LSAF saja, Jariknya juga. Rekrutmen anggota di masing-masing kota perlu di benahi, karena terbukti yang ideologis untuk memperjuangkan kebebasan, pluralisme dan multikulturalisme bisa di hitung tangan sebelah. Kebanyakan meeka hanya ingin tau dan setelah tahu pergi begitu saja.

Lalu apa yang bisa dilakukan selama ini oleh "JARIK NASIONAL" impian LSAF itu. Nyaris gak ada kecuali mencantumkan nama di Aliansi Kebangsaan Untuk Kebebasan Beragama Baru lalu.
Di daerah juga demikian, syukur-syukur saja, beberapa anggota jarik secara individu mau membawa nama jarik ke lembaga-lembaga dan pertemuan lain. berkawan dengan kawan-2 Ahmadiyah, Syi'ah, Hindu dan lainnya. Jika tidak ada mungkin jarik tinggal nama.

Seperti kata Epistema, pejuang kebebasan beragama itu jumlahnya tidak sedikit di negeri ini. Ditambah Jarik dus sangat..sangat banyak. Tapi mengapa tak pernah bisa seide seirama untuk memperjuangkan kebebasan beragama di indonesia? Nyaris sama dengan kondisi gerakan mahasiswa pasca reformasi sekarang ini. Aktifis kebebaan beragama berjalan sendiri-2 dan tak saling bantu dan sokong.Jika memang Undang-Undang kebabasan Beragama menjadi agenda kita semua. Saya kira sudah saatnya elemen-2 itu bersatu membahas Draf rancangan undang-undangnya biar lebih realistis. RUU itu kemudian di serahkan di DPR dan segera di sahkan. Beres kan. Tapi saya percaya pkerjaan ini tak semuadah mbalik telapak tangan. Perlu kerja keras dan optimisme. Ayo bersatu kawan-2! biar tak ada lagi diantara kita yang saling tindas di negeri sendiri"


Obrolan itu aku lanjutin akhirnya dengan Neng Dara, ini chating singkat itu:
Jhellie_me: Assalamualikum neng

Nengdara: Waalaikum Salam, siapa ya ini? Namanya maya-nya aneh.

Jhellie_me: saya jumaely neng, jaringan islam kampus mataram, kan dulu neng pernah jd fasilitator qt..moga gak lpa yach

Nengdara: Pasti aku ingat. Bagaimana follow up pasca training?

Jhellie_me: Alhamdulillah neng, jarik mataram dah punya sekretariat, aktif diskusi, baru-2 ini aksi sama temen2 hindu

Jhellie_me: oya, qt mau kasi tau neng. Jarik mataram juga dah punya blog tuch http://jarikmataram.wordpress.com/

Nengdara: Bagus sekali. Memang pilar demokrasi dan HAM adalah harus diawali dengan adanya kebabasan hak-hak beragama. Sejarah peradaban barat harus beratus-ratus untuk menegakkan ini. Saya kira di Mataram kalian harus menjadi pionir untuk memperjuangkan hal ini

Jhellie_me: saya baca postingannya kawan di milis, ngajak kita berkaca ma gerakan perempuan yang dilakukan neng dara dkk. untuk kebebasan beragama di indonesia. Saya kira memang sdh saatnya kita terang-terangan kampanyekan draft UUD keebasan beragama, Secara nasional!

Nengdara: Dibuat saja tahapan-tahapan kerjanya dan konseptualisasinya. Saya kira memang harus dibuat secara kongkret dalam bentuk kebijakan dan kesadaran secara nasional. Biar jika ada orang yang ngepung-ngepung kepercayaan lain, memiliki sangsi yang landasan hukumnya jelas.

Jhellie_me: Tapi yang jadi soal skrg, gimana crnya temen-2 pro kebbasan beragama ini duduk satu meja ngebahas itu, LSAF gagal dengan Jariknya. Kalo menurut neng?

Nengdara: Jika LSAF tidak bisa memfasilitasi, kamu sosialisasikan ide ini kepada teman-teman yang memiliki perhatian yang sama, teman-teman jarik di pelbagai daerah. Diskusikan hal-hal yang terkait dengan problem dan upaya mencari solusinya. Jika harus dibuat peraturan dalam bentuk Undang-undang, persiapkan konsepnya dan ajak orang-orang yang berpengaruh untuk aliansi strategis, misalnya Gus Dur, Djohan Effendy, Dawam Rahardjo, dll. Insya Allah saya bisa bantuk untuk membangun aliansi strategis ini

Jhellie_me: wah sore ini aku ketiban inspirasi dari neng...bersyukur aku ketemu neng OL...oya no neng di HP dulu itu dah gak ada bisa minta lagi? nanti mgkn saya bisa kntak2 neng

Nengdara: No. hp-ku: 081310709098. Untuk sementara itu dulu ya...Aku harus pulang kantor. Terima kasih sapaannya.

Jhellie_me: Makasi jg neng atas idenya hari ini saya akan lanjutkan sama kwn-2 yang lain. met jalan! wassalamualikum.

Dan malam tadi aku liahat email lagi, Husni Mubarak menanggapi email sehari lalu, ia katakan :
Pada dasarnya saya setuju dengan pandangan Episteme dan Jellie. Perjuangan untuk kebebasan beragama belum mendapat hasil yang maksimal.

Selama ini gerakan yang dilakukan semata-mata respon terhadap kelakuan para preman berjubah itu. tidak merumuskan ukurana bersama dari kebebasan beragama. sehingga kita hanya akan berjuang jika mereka (preman berjubah) sudah bergerak. jika tidak., kita pun terdiam.

meski demikian, saya tidak menutup mata upaya yang dilakukan oleh LSAF dengan Jarik-nya. begitu juga tumbuhnya kalangan liberal atau moderat dari generasi ke generasi. tapi, setuju dengan Jelie, masih terpecah. saya tidak tahu apakah fenomena ini konsekuensi dari sifat liberalnya gerakan kita. tapi saya yakin ada persepsi yang sama diantara kita: tegaknya kebebasan beragama yang dijamin oleh negara. hanya saja bagaimana kita merumuskan persamaan perepi ini dalam konteks bernegara. apakah kita perlu UU khusus untuk ini sebagaimana kaum perempuan dengan UU KDRT-nya? atau kita hanya mendorong pemerintah untuk menjalankan UU yang sudah ada saja? atau kita tunggu saja gerakan kelompok islamis?
saya tidak tahu.